STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK MESIN GERINDA PEMOTONG KERAMIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN RISIKO KECELAKAAN KERJA

Authors

  • Kelvin Wade Viorillo Universitas Islam Majapahit
  • Andhika Cahyono Putra Universitas Islam Majapahit
  • Erly Ekayanti Rosyida Universitas Islam Majapahit

DOI:

https://doi.org/10.36815/semastek.v1i1.54

Keywords:

Risiko, Mesin Gerinda, FMEA, QFD

Abstract

Mesin gerinda adalah alat yang digunakan untuk proses pemotongan abrasif melalui gesekan antara bahan abrasif dengan benda kerja logam. Mesin gerinda yang sudah ada dipasaran menggunakan sistem mesin manual dengan satu mata pisau. Namun hal ini kerap kali membuat keramik yang dipotong tidak presisi dan pecah. Hal ini dapat disebabkan karena mesin gerinda yang digunakan tidak menggunakan dudukan yang baik. Selain itu, dalam pengoperasian mesin gerinda menggunakan tangan yang digerakkan, terjadi ketidaksesuaian garis potongan keramik yang ditentukan. Dengan kondisi tersebut, perlu adanya pengembangan untuk mencari bagaimana strategi desain produk mesin gerinda pemotong keramik yang mampu untuk meminimalisir risiko kegagalan produk dan kecelakaan kerja. Tahapan dalam pengembangan mesin gerinda meliputi analisis risiko mesin gerinda yaitu: identifikasi risiko, analisis pengembangan produk berdasarkan skala prioritas dan pendekatan QFD. Analisis risiko menggunakan pendekatan FMEA, di mana output dari tahapan ini digunakan sebagai awal untuk tahapan selanjutnya. Berdasarkan pengembangan produk menggunkan metode QFD didasari pada analisa risiko didapatkan keinginan pelanggan yaitu: ditambahkan box penampuangan pecahan keramik, terdapat penghalang bagian wajah, penambahan box penampungan air, penambahan handle pegangan, dan desain fleksibel. Sedangkan kebutuhan teknis yang ingin dicapai yaitu: mesin gerinda dapat di aplikasikan dengan mudah, mengurangi getaran gerinda pada tangan, mengoptimalkan debu gram gerinda terkena mata, meminimalisir luapan debu potongan keramik, dan dapat menampung sisa potongan keramik.

References

I. Ambar, N. Serra, F. Neves, & T. Ferreira. (2008). Observations of the Mediterranean Undercurrent and eddies in the Gulf of Cadiz during 2001. Journal of Marine Systems, 71(1-2), hlm.195-220.

S.J. Lowder. (1982). Risk Management: key to profitability. The cratered accounted ant in Australia. [Online]. Tersedia di: www.kemalapublisher.com [10 Maret 2022]

U. Sudarsih. (2016). Manajemen Risiko Pada Pembiayaan Usaha Mikro Di Kjks Baituttamwil Tamzis (Studi Kasus Pada KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang Klampok Banjarnegara) (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto). [Online]. Tersedia di: www.repository.iainpurwokerto. [20 Maret 2022]

R. Budiarto. (2017). Manajemen risiko keamanan sistem informasi menggunakan metode fmea dan iso 27001 pada organisasi xyz. CESS (Journal of Computer Engineering, System and Science), 2(2), hlm. 48-58.

N.T. Bunga, H. Sukma, H. Hariri, & Y.A. Sihombing. (2019). Rancang Bangun Mesin Gerinda Copy Camshaft. Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi, 17-25.

P. Comley, I. Walton,T. Jin, & D.J. Stephenson. (2006). A high material removal rate grinding process for the production of automotive crankshafts. CIRP annals, 55(1), hlm. 347-350.

R.A. Thursina. (2018). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Operator Mesin Gerinda. The Indonesian Journal Of Occupational Safety and Health, 7(1), hlm. 30-41.

F. DeGrazio, & D. Paskiet. (2020). Injectable Combination Product Development: Facilitating Risk-Based Assessments for Efficiency and Patient Centric Outcomes. Journal of Pharmaceutical Sciences, 109(7), hlm. 2101-2115.

R.M. Veranika, M.A. Fauzie, & M. Ali. (2022). Modifikasi Alat Dudukan Pada Mesin Gerinda Untuk Pemotongan Berbagai Jenis Kayu Secara Manual. Jurnal Desiminasi Teknologi, 10(1), hlm. 16-20

Downloads

Published

2022-09-30